26.9.09

My Very Little Abraham

Diposting oleh blessed di 10.47

Aku mau sharing kesaksian yang ditulis oleh kakakku sendiri..
Semoga menjadi berkat.

Akhirnya aku tahu dengan lebih jelas lagi bagaimana perasaan Abraham saat Allah memintanya memberikan Ishak anak yang telah dinantinya berpuluh-puluh tahun. Anak yang sebenarnya sudah tidak diharapkannya, tetapi karena Allah menjanjikannya, Abraham tetap memegang janji Allah itu.

Saat Allah meminta Abraham memberikan anaknya, Ishak sudah besar. Abraham telah memelihara, mendidik, mengasuhnya selama bertahun-tahun. Lalu tiba-tiba Allah memintanya. Tak kubayangkan, betapa beratnya perasaan Abraham.

Mengapa Allah harus meminta Ishak, janjiNya sendiri? Jika Allah meminta seluruh harta Abraham, pasti dengan senang hati Abraham akan memberikannya. Tetapi Allah meminta Ishak. Aku yakin Abraham pasti bergumul dengan beratnya. Saat dia bergumul, dia pasti bisa memilih tidak mempersembahkan Ishak anaknya.

Bagi mereka yang telah merasakan menjadi orang tua pasti merasakan betapa beratnya harus berpisah dengan anaknya dengan cara yang begitu rupa. Kalau kita menjadi Abraham, mungkin atau kalau boleh saya katakan PASTI, kita sudah lari sejauh mungkin dari hadapan Allah membawa anak kita dan tidak akan kita persembahkan kepada Allah.

Tetapi Abraham, cintanya kepada Allah sungguh tidak terukur. Rasa sakit yang harus dia rasakan karena harus berpisah dengan anaknya tidak dapat membuat dia berlari dari Allah. Dia memilih memenuhi permintaan Allah dan memberikan Ishak anaknya dari pada harus berlari dari hadapan Allah yang Maha Besar.

Aku tidak tahu pasti bagaimana Abraham bergumul dengan Allah saat dia harus membawa Ishak naik ke gunung dan mempersembahkannya di sana. Aku tidak tahu dengan pasti juga berapa banyak air mata Abraham yang mengalir karena membayangkan harus mengikat dan membakar anaknya. Aku juga tidak tahu pasti bagaimana remuk, hancur, dan patahnya hati Abraham saat dia tahu sebentar lagi dia akan kehilangan anaknya. Tetapi yang aku tahu, DIA AMAT MENGASIHI ALLAH LEBIH DARI APAPUN JUGA. Bahkan mampu membuat dia membawa Ishak kepada Allah.

Aku bukan Abraham. Tetapi aku punya Abraham kecil. Saat ini dia sudah di surga bersama Tuhan Yesus. Aku diberi kesempatan oleh Tuhan menjadi seorang wanita yang sempurna, rahimku diisinya seorang Abraham kecil, dan tanggal 19 Agustus 2007 pukul 18.00 jalan lahirku diberikan kesempatan olehNya untuk dilewati seorang Abraham kecil yang sempat hidup beberapa jam di dunia ini. Aku juga diberi kesempatan olehNya mendoakan Abraham kecilku yang saat itu berjuang menghadapi detik-detik lepasnya nyawanya. Aku diberi kesempatan olehNya membawa Abraham kecilku kepada Dia di surga. Saat aku sadar dari pengaruh obat bius, saat itu juga Abraham kecilku pergi.

Aku bersyukur, aku bukan Abraham yang harus berjuang memilih apakah harus memberikan Ishak atau berlari dari Allah karena Allah tidak memberikanku pilihan itu. Bebanku lebih ringan. Tetapi aku tahu pasti remuknya hati Abraham saat dia tahu harus mengikat dan membakar Ishak. Begitu pula remuknya hatiku saat akhirnya aku benar-benar kehilangan Abraham kecilku.

Aku yakin Abraham bersorak dan aku tidak dapat mengatakan besarnya luapan sukacita Abraham saat Allah memberikan domba jantan sebagai ganti Ishak yang telah siap dia bakar itu. Walaupun kisahku tidak happy ending seperti Abraham, tetapi aku bersukacita besar, sama seperti Abraham karena Allah mengatakan Dia berkenan atas Abraham kecilku. Dia mengatakannya tadi malam dalam firman-Nya di Mazmur 51 yang ku baca bersama suamiku dengan linangan air mata.

Saat ini aku masih menangis, tetapi aku bersukacita membayangkan Abraham kecilku di sana sudah bermain-main dengan Bapanya yang kasih sayangNya sempurna melebihi kasih sayang orang tua mana pun di dunia ini.

Hanya lima bulan Abraham kecilku kukandung. Hanya beberapa jam suamiku dan keluargaku bisa melihat dia hidup tetapi sukacita kami akan lahirnya dia akan terus sampai selama-lamanya.

Terima kasih Tuhan untuk pengalaman yang meremukkan hati tetapi teramat indah ini. Terima kasih Tuhan untuk kekuatan yang Engkau berikan kepada kami semua, terutama kepada Abraham kecilku saat berjuang menghembuskan nafas terakhirnya.

Buat Abraham kecilku, maafin mama ya, Sayang. Yang tidak sempat mencium dan membelaimu. Tetapi seumur hidup, kamu tetap ada di hati mama dan bapakmu, Sayang. Tidak akan tergantikan dengan apapun juga.

Kami berdua menyayangimu. Tunggu kami ya, Sayang. Kita pasti akan bertemu.

Terima kasih Tuhan, akhirnya aku dapat mengerti dengan jelas arti MENGASIHIMU LEBIH BESAR dari apapun juga melalui kisah Abraham dan Abraham kecilku. Segala kemuliaan dan hormat hanya bagi Engkau. Amin.



-Davida Welni Dana-
Berkat ini aku sharingkan juga di http://sabdaspace.org/my_very_little_Abraham

0 komentar on "My Very Little Abraham"

Posting Komentar

 

Fedora Copyright © 2009